Policy Brief 2019/2 - Manajemen kualitas air dan komunitas bakteri pada tambak udang di Rembang, Indonesia: Menuju akuakultur udang yang berkelanjutan.
Alfiansah, Yustian ORCID: https://orcid.org/0000-0002-1640-9834 and Gärdes, Astrid
(2019)
Policy Brief 2019/2 - Manajemen kualitas air dan komunitas bakteri pada tambak udang di Rembang, Indonesia: Menuju akuakultur udang yang berkelanjutan.
[Stakeholder Publication]
![]() |
Text
2019-2 INDO.pdf - Published Version Available under License Creative Commons: Attribution 4.0. Download (746kB) |
Abstract
Ringkasan
Budidaya udang, termasuk di dalamnya udang vanname (Litopenaeus vannamei), seringkali menghadapi masalah terkait penurunan kualitas air dan penyakit, yang disebabkan oleh bakteri. Untuk mengatasi hal-hal ini, petambak melakukan penggantian air tambak dengan air laut dan menambahkan probiotik secara rutin. Usaha-usaha tersebut menyebabkan munculnya permasalahan lingkungan dan mengakibatkan biaya operasional yang tinggi.
Kami menginvestigasi kualitas air dan komunitas bakteri dari sampel air tambak pada dua sistem budidaya udang yaitu sistem semi intensif dan intensif. Pada kedua sistem ini, petambak tidak melakukan pergantian air tambak pada saat pemeliharaan udang berlangsung hingga akhir siklus panen. Kami menemukan beragam bakteri heterotrofik halofilik (bakteri yang mampu hidup pada salinitas air laut) di air tambak, yang merupakan bakteri menguntungkan dalam proses budidaya udang. Penyakit udang (berak putih) terjadi di kedua sistem, bersamaan dengan penurunan pH atau derajat keasaman dan perubahan komunitas bakteri yang dominan. Namun demikian, penyakit berak putih berhenti saat pH dinaikkan hingga ambang di atas 8. Oleh karena itu, kami menyarankan untuk menambahkan kapur (misalnya kapur pertanian), membuang lumpur secara berkala ke petak/ kolam pengumpul lumpur dan menambahkan air laut yang telah diproses (diklorinasi) untuk menjaga kualitas air, khususnya pH dan salinitas. Kami juga menganjurkan penambahan molase (tetes tebu) ke tambak untuk meningkatkan keberadaan pakan alami dan untuk menjaga struktur komunitas bakteri yang menguntungkan.
Pengaturan kualitas air tambak dan dinamika komunitas bakteri mampu menghindarkan kegagalan budidaya, menurunkan biaya produksi dan meminimalkan polusi yang disebabkan oleh buangan air tambak.
Document Type: | Stakeholder Publication |
---|---|
Programme Area: | PA Not Applicable |
Research affiliation: | Biogeochemistry and Geology > Tropical Marine Microbiology |
Related URLs: | |
Date Deposited: | 15 Apr 2025 15:55 |
Last Modified: | 15 Apr 2025 15:55 |
URI: | http://cris.leibniz-zmt.de/id/eprint/5617 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |